TIMES HALMAHERA, JAKARTA – Piala Dunia 2026 diperkirakan bukan sekadar menjadi ajang perebutan gelar juara, tetapi juga panggung perpisahan bagi sejumlah ikon sepak bola dunia.
Seiring mendekatnya turnamen yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tersebut, sorotan tak hanya tertuju pada taktik dan persaingan tim, melainkan juga pada kemungkinan tampilnya para legenda di Piala Dunia terakhir mereka.
Sejumlah pemain yang selama lebih dari satu dekade menjadi tulang punggung klub dan negaranya kini berada di fase akhir karier internasional. Sedikitnya sepuluh bintang yang berpotensi menjadikan Piala Dunia 2026 sebagai penampilan terakhir mereka di panggung global.
Kevin De Bruyne (Belgia)
Kevin De Bruyne tak bisa dilepaskan dari kisah Generasi Emas Belgia. Sejak debut di Piala Dunia 2014 Brasil, gelandang kreatif ini terus menjadi figur sentral hingga edisi 2018 dan 2022. Momen terbaiknya hadir di Rusia 2018 saat Belgia finis di posisi ketiga, prestasi terbaik mereka sepanjang sejarah Piala Dunia. Namun di Qatar 2022, Belgia gagal memenuhi ekspektasi dan tersingkir di fase grup di tengah masa transisi tim.
Sadio Mane (Senegal)
Piala Dunia 2018 menjadi debut Mane di turnamen terbesar sepak bola dunia setelah Senegal absen dalam tiga edisi sebelumnya. Ia menjadi motor utama tim, meski Senegal tersingkir di fase grup karena kalah dalam perhitungan fair play. Mane kembali membawa Senegal lolos ke Qatar 2022, namun cedera memaksanya absen dan mengubur peluang tampil di turnamen tersebut.
Lionel Messi (Argentina)
Nama Lionel Messi telah terukir dalam sejarah Piala Dunia. Sejak debutnya pada 2006, Messi tampil di lima edisi berturut-turut hingga 2022. Ia memegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia dengan 26 laga, mencetak 13 gol dan delapan assist. Puncaknya terjadi di Qatar 2022, saat Messi memimpin Argentina meraih gelar juara dunia pertama dalam 36 tahun. Dengan koleksi trofi yang lengkap, Piala Dunia 2026 bisa menjadi bab penutup karier internasionalnya.
Luka Modric (Kroasia)
Luka Modric menjadi simbol kebangkitan Kroasia di level dunia. Debut Piala Dunianya terjadi pada 2006, namun performa puncak hadir di Rusia 2018 saat ia membawa Kroasia ke final dan meraih Golden Ball. Pada 2022, Modric kembali menunjukkan kelasnya dengan mengantar Kroasia finis ketiga, sekaligus menegaskan perannya sebagai pemimpin dan mentor pemain muda.
Neymar (Brasil)
Tekanan besar sudah melekat pada Neymar sejak Piala Dunia 2014 di Brasil. Cedera mengakhiri turnamennya lebih cepat kala itu, sementara pada 2022 di Qatar, perannya mulai berbagi dengan generasi baru Brasil. Meski kembali mencetak gol di turnamen tersebut, langkah Brasil terhenti di perempat final lewat adu penalti melawan Kroasia.
James Rodriguez (Kolombia)
James Rodriguez mungkin menjadi contoh paling nyata bagaimana satu Piala Dunia dapat mengubah karier seorang pemain. Di Brasil 2014, ia mencetak enam gol dan meraih Sepatu Emas, termasuk gol voli spektakuler ke gawang Uruguay. Meski Kolombia tersingkir di perempat final, penampilan James dikenang sebagai salah satu yang paling berkesan dalam sejarah turnamen.
Cristiano Ronaldo (Portugal)
Cristiano Ronaldo telah tampil di lima Piala Dunia sejak debutnya pada 2006. Ia mencetak delapan gol dari 22 penampilan dan menjadi pemain pertama yang mencetak gol di lima edisi Piala Dunia secara beruntun. Di 2026, Ronaldo berpeluang mencatat sejarah baru dengan gol di enam edisi berbeda, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mohamed Salah (Mesir)
Bagi Mohamed Salah, tampil di Piala Dunia memiliki makna emosional tersendiri. Debutnya pada 2018 mengakhiri penantian Mesir selama 28 tahun. Meski mencetak dua gol, Mesir gagal melaju dari fase grup. Piala Dunia 2026 bisa menjadi kesempatan langka berikutnya bagi Salah untuk kembali memanggul harapan negaranya.
Son Heung-min (Korea Selatan)
Son Heung-min telah menjadi wajah sepak bola Korea Selatan sejak 2014. Salah satu momen ikoniknya terjadi di Piala Dunia 2018 saat Korea Selatan mengalahkan juara bertahan Jerman. Pada 2022, Son tampil sebagai kapten dan memimpin timnya menembus fase gugur meski bermain dalam kondisi cedera.
Virgil van Dijk (Belanda)
Virgil van Dijk menjadi fondasi pertahanan Belanda setelah periode transisi panjang. Di Piala Dunia 2022, ia tampil penuh hingga perempat final dan berperan penting dalam duel sengit melawan Argentina. Dengan status Belanda sebagai tiga kali runner-up Piala Dunia, Van Dijk kembali diharapkan menjadi kunci dalam upaya Oranje meraih gelar pertama.
Piala Dunia 2026 bukan hanya tentang siapa yang akan menjadi juara, tetapi juga tentang bagaimana para legenda ini menutup perjalanan panjang mereka di level tertinggi sepak bola dunia. Bagi sebagian dari mereka, turnamen ini bisa menjadi salam perpisahan yang emosional di panggung terbesar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Piala Dunia 2026, Panggung Terakhir Para Legenda
| Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |