TIMES HALMAHERA, JAKARTA – Pemerintah Sudan melaporkan peningkatan tajam kasus wabah kolera di Negara Bagian Khartoum pada Kamis (29/5/2025), dengan penambahan 1.375 kasus baru dan 23 kematian hanya dalam waktu 24 jam.
Mohamed Al-Tijani, Direktur Pengendalian Darurat dan Epidemi Kementerian Kesehatan Khartoum, mengungkapkan, "Terjadi peningkatan jumlah kasus kolera yang terdaftar di negara bagian, dengan 1.375 infeksi tercatat pada Rabu (28/5/2025)."
"Jumlah kematian menurun karena intervensi medis, dengan hanya 23 kematian yang tercatat pada Rabu," sambungnya.
Saat ini, sebanyak 1.116 pasien menjalani perawatan di berbagai pusat isolasi. Al-Tijani menambahkan, "Beberapa pusat isolasi telah diaktifkan dan empat pusat penampungan didirikan di daerah-daerah dengan infeksi yang menyebar luas dengan tujuan untuk mendeteksi kasus sejak dini, mengobatinya, dan mengurangi angka kematian."
Data sebelumnya menunjukkan pada Rabu tercatat 942 kasus dengan 25 kematian, sedangkan pada Senin angkanya mencapai 1.177 infeksi dan 45 kematian. Secara keseluruhan, Sudan telah mencatat 60.993 kasus kolera dengan 1.632 kematian sejak dinyatakan sebagai epidemi nasional pada Agustus 2024.
Krisis kesehatan ini diperparah oleh kondisi infrastruktur kesehatan yang runtuh akibat konflik bersenjata antara Tentara Sudan dan Pasukan Paramiliter Dukungan Cepat (RSF) yang terus berlangsung sejak April 2023. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wabah Kolera Melonjak Drastis di Khartoum, 23 Korban Jiwa dalam Sehari
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |