TIMES HALMAHERA, JAKARTA – China meyakini film-filmnya dapat bersaing di pasar dunia, terutama setelah film animasi 'Ne Zha 2' yang meledak hingga meraup 1,12 miliar dolar AS hanya dalam dua pekan setelah dirilis.
Sejak dirilis 29 Januari 2025 untuk memulai liburan Tahun Baru Imlek, film animasi tersebut mencatat performa fenomenal karena berhasil menduduki puncak tangga box office global hanya dari satu pasar yaitu dalam negeri China.
Total pendapatan dari film tersebut (termasuk prapenjualan) mencapai 8 miliar yuan (sekitar 1,12 miliar dolar AS).
'Ne Zha 2' menarik lebih dari 160 juta penonton hingga Minggu (9/2/2025) kemarin, menjadikannya film non-Hollywood pertama yang meraih puncak box office.
Pencapaian 'Ne Zha 2' sendiri sudah melampaui film pertamanya, ' Ne Zha' yang meraup 5 miliar yuan dan menduduki puncak tangga box office China pada 2019 silam.
Ne Zha sendiri adalah karakter anak laki-laki mitologi China abad ke-16 yang ikonik, nakal tapi mampu melawan iblis dengan kekuatan magisnya.
Ditata ulang sebagai antihero 'punk' modern, 'Ne Zha 2' juga dipuji sebagai simbol kemajuan dalam perfilman China yang sempat disebut tertinggal dari Hollywood meski memiliki pasar domestik besar.
Mulai Rabu (12/2/2025) kemarin, film 'Ne Zha 2' akan memulai pemutaran khusus di Amerika Utara sebelum benar-benar dirilis untuk publik global pada Jumat (14/2-2025).
China Pede Tembus Pasar Film Dunia
Keberhasilan 'Ne Zha 2' itu pun membuat bangga pemerintah China. Bahkan mereka percaya diri film-film dari sineas China bakal diterima publik dunia, seperti layaknya Hollywood.
Keyakinan itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun. Menurutnya, bagi dunia perfilman China, box office Festival Musim Semi tahun ini memang telah mencatat rekor tertinggi baru.
"Banyak film China ditayangkan di dalam dan luar negeri secara bersamaan dan beberapa di antaranya bahkan menduduki puncak tangga box office film lokal bukan berbahasa Inggris," katanya dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (12/2/2025).
"Film-film besar China tersebut menjadi jembatan baru bagi pertukaran budaya antara China dan dunia serta jendela baru China bagi dunia," tambah Guo Jiakun.
Alasan mendasar di balik hal tersebut, menurut Guo Jiakun, adalah adanya keinginan kuat di antara masyarakat China dan negara-negara lain untuk melakukan pertukaran ekonomi, perdagangan, dan budaya serta berbagi pendapat.
"Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam proses globalisasi, semua negara dapat mewujudkan pembangunan dalam lingkungan yang terbuka dan saling menguntungkan," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Animasi 'Ne Zha 2' Meledak Cetak Sejarah, China Pede Tembus Pasar Film Global
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |