TIMES HALMAHERA, GORONTALO – Pemerintahan Kota Gorontalo tidak diadakan Pasar Senggol di Kota Gorontalo. Pasal Senggol merupakan pasar rakyat yang sering dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri, tepatnya 10 sebelum lebaran.

Keputusan itu diambil saat melakukan rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang dilakukan Pemerintahan Provinsi Gorontalo melalui Virtual, pada Kamis (22/4/2021).

"Pasal senggol di Kota Gorontalo tidak adakan. Hal itu seperti tahun lalu, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 yang hingga kini belum berakhir," Kata Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat memberikan sambutan.

Marten juga khawatir, jika pasar senggol dilaksanakan, pasti Kota Gorontalo akan menjadi kotor pada saat hari raya idul fitri. Sehingga hal itu juga menjadi pertimbangan dalam meniadakan pasar senggol.

Selain itu, Marten menambahkan untuk supermarket dan tokoh besar yang menjual peralatan hari raya, misalkan Mall, akan dilakukan pembatasan jam buka, sekaligus pengawasan protokol yang sangat ketat.

"Untuk tokoh-tokoh besar, akan dilakukan pembatasan hanya sampai jam 9 malam saja. Hal itu juga sudah disampaikan secara informal kepada mereka," ujarnya

Marten juga mengungkapkan pihaknya juga sementara membuat Surat Edaran untuk pembatasan jam buka tokoh-tokoh tersebut. Ia juga akan melakukan sosialisasikan semua itu kepada masyarakat kota Gorontalo.

"Tokoh-tokoh, swalayan, supermarket, Mall, dan peradangan lainnya, akan dibuat surat pertanyaan untuk ditandatangani. Jika mereka melanggar poin-poin yang telah ditentukan, pada saat itu petugas kami berhak untuk menutup tempat itu," tegasnya

Selain meniadakan Pasar Senggol, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha juga mengajak Manajer Mall, supermarket dan Swalayan ikut harus bertanggung jawab secara hukum jika melanggar poin-poin yang diatur juga. Hal itu juga sama dengan pedagang lainnya. (*)