TIMES HALMAHERA, BANTUL – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan di Kalurahan Panggungharjo, Kabupaten Bantul tidak hanya memberikan manfaat bagi para santri di pondok pesantren (ponpes), tetapi juga menyerap tenaga kerja serta memberdayakan produk lokal.
Direktur Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Panggung Lestari Panggungharjo, Ahmad Arief Rohman, menyatakan pihaknya terlibat sebagai penyedia makanan dalam program MBG.
Dalam pelaksanaannya, mereka memproduksi ribuan porsi makanan setiap hari untuk lima jenjang sekolah yang berada di dalam satu ponpes di wilayahnya.
"Target sasarannya bukan di sekolah dasar, tetapi di pondok pesantren dekat kami. Di dalam ponpes itu ada lima jenjang sekolah yang menerima manfaat MBG," jelas Arief, Jumat (7/3/2025).
Untuk menjalankan program ini, BUMKal Panggung Lestari bekerja sama dengan Yayasan Mataram Jaya Sejati yang berperan dalam suplai dana bahan makanan. Pasalnya, dana dari program MBG pusat tidak langsung cair, sementara kebutuhan harian untuk membeli bahan makanan mencapai jutaan rupiah.
"Yayasan Mataram Jaya Sejati yang membantu menutup kekurangan dana. Sebab, dana MBG dari pusat biasanya butuh waktu sebelum cair, sedangkan setiap hari kami harus membeli sayur dan kebutuhan lainnya," jelasnya.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program ini juga membuka lapangan kerja bagi warga lokal. Saat ini, terdapat 18 tenaga kerja yang terlibat dalam produksi makanan MBG, ditambah dengan sejumlah santri dari ponpes tersebut.
Di luar tim produksi, ada pula tiga tenaga ahli, yaitu ahli gizi, ahli keuangan, dan ahli kesehatan, yang bertugas mengawasi kualitas makanan.
Tak hanya tenaga kerja, program MBG juga berupaya memberdayakan produk lokal, meskipun sejauh ini masih terbatas pada tahu dan tempe.
Proses produksi makanan dimulai sejak pukul 16.00 WIB sehari sebelum pendistribusian. Pukul 00.00 WIB, tim mulai memasak, kemudian pemotongan buah dan pengemasan dilakukan pada pukul 04.00 WIB, sebelum akhirnya makanan didistribusikan pukul 07.00 WIB.
Setelah distribusi, tim cleaning service serta pencuci alat makan mulai bekerja pada pukul 14.00 WIB.
Arief menambahkan, selama Ramadan, program MBG tetap berjalan dengan beberapa penyesuaian. Jenis makanan yang disajikan berupa menu kering, bahan bakunya ditentukan oleh pusat, dan waktu distribusi diubah menjadi sore hari menjelang berbuka puasa.
"Dalam bulan Ramadan, makanan MBG tetap ada, tetapi menunya disesuaikan. Distribusinya juga tidak siang, melainkan sore hari," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Program MBG Sukse Serap Tenaga Kerja dan Produk Lokal di Panggungharjo Bantul
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Ronny Wicaksono |