Berita

Ikhtiar PPI Dunia Membersamai Indonesia Emas 2045, Ini yang Dilakukan

Sabtu, 24 Juli 2021 - 12:40
Ikhtiar PPI Dunia Membersamai Indonesia Emas 2045, Ini yang Dilakukan Faruq Ibnul Haqi, menyampaikan konsep Pentahelix dalam forum webinar internasional. (foto/grafis: PPI Australia for TIMES Indonesia)

TIMES HALMAHERA, JAKARTA – Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) menyelenggarakan International Open Discussion yang bertemakan “Arah dan Kontribusi PPI Dunia untuk Indonesia Emas 2045”. Diskusi ini untuk mendapatkan masukan dari para guru besar dan pakar terkait dengan peran PPI Dunia dalam membersamai Indonesia Emas 2045.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Duta Besar atau Deputy Chief Mission (DCM) KBRI Canberra, Mohammad Syarif Alatas, yang mewakili Duta Besar RI untuk Australia, Yohannes K.S. Legowo. Dalam kesempatan itu Wakil Duta Besar Syarif Alatas didampingi langsung oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan M. Imran Hanafi.

Wakil Duta Besar Syarif dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa organisasi pelajar di luar negeri yang terhimpun dalam PPI Australia maupun PPI Dunia memiliki peranan penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. 

PPI Dunia Indonesia Emas 2045 2

"Para pelajar adalah generasi emas yang akan menggantikan peran dan posisi kita semua saat ini. Mereka adalah calon pemimpin masa depan. Oleh karena itu, generasi emas ini harus dipersiapkan secara matang agar dapat tercapai cita-cita Indonesia Emas 2045," jelasnya.

Sebagai pemantik diskusi, paparan singkat disampaikan oleh Faruq Ibnul Haqi, kandidat doktor dalam Bidang Perencanaan Wilayah Kota di University of South Australia. 

Faruq menyampaikan bahwa PPI Dunia sebagai organisasi pelajar Indonesia terbesar, sudah sepatutnya turut hadir dalam pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

"Ini adalah core utama dari PPI Dunia untuk focus terhadap Human Capital Development sebagai suatu investasi besar untuk kemajuan bangsa," ujarnya.

Calon Koordinator PPI Dunia periode 2021-2022 ini juga memberikan sebuah tawaran konsep. Ke depan PPI Dunia akan bermitra, berkolaborasi, dan bersinergi dengan lima unsur pentahelix. Yakni pemerintah, universitas, industry, masyarakat dan media. 

Dengan kolaborasi yang paripurna tersebut, PPI Dunia akan selaras dengan misi pembangunan nasional. Khususnya dalam rangka turut serta membersamai impian besar Indonesia Emas 2045.

Diskusi terbuka PPIA ini menghadirkan tiga pakar. Yakni Guru Besar dari IPB Bogor, Prof Dr. Ir Rokhmin Dahuri, MS. (Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong), guru besar dari Unpad Prof Popy Rufaidah SE MBA PhD‬ (atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington, DC)‬, dan Dr Ir Drajat Martianto, M.Si. (wakil Rektor Pendidikan dan Kemahasiswaan) yang mewakili Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si. (Ketua Forum Rektor Indonesia – FRI). 

Sementara Direktur Utama RRI M. Rohanudin berhalangan hadir karena ada agenda mendadak di waktu yang sama.

Peluang Besar Bonus Demografi

Prof Rokhmin Dahuri, yang juga guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB ini menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam agenda pembangunan nasional yaitu jumlah penduduk 270 juta orang. 

Saat ini Indonesia tengah mengalami bonus demografi 2020-2040 yang mana di dalamnya banyak usia produktif untuk turut serta dalam agenda pembangunan nasional. Terlebih Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA), baik itu di daratan maupun lautan. 

“Peran PPI Dunia sebagai organisasi pelajar di luar negeri sepatutnya berkolaborasi secara produktif dan sinergis dengan semua unsur elemen bangsa guna memberikan Input Pembangunan (Road Map dan Blueprint) untuk Indonesia Emas 2045, Kerjasama Pendidikan (Research and Development), Inovasi Iptek, Mendatangkan investasi dan bisnis ke Indonesia, dan Membantu produk Indonesia untuk go internasional,” katanya.

Sementara Prof Popy Rufaidah, SE MBA PhD mengkritisi tentang perlunya langkah kongkret dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini karena semua prediksi tentang Indonesia dari Price Waterhouse Coopers (PWC), Bappenas, GDP Ranking dan Growth rilis sebelum pandemic Covid-19. 

Guru Besar Unpad Bandung ini juga mendukung agar PPI Dunia berfokus pada pengembangan inovasi dan teknologi para pelajar di luar negeri (Human Capital Development). "Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu menciptakan temuan hasil riset yang bermanfaat untuk bangsa," ucap Popy. 

Prof Dr Arif Satria SP MSi yang sejatinya akan menyampaikan pandangannya, namun karena alasan kesehatan diwakilkan oleh Dr Ir Drajat Martianto MSi. Wakil Rektor IPB Bogor ini mengingatkan untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045 dengan serius. 

“Jangan sampai Bonus Demografi ini berubah menjadi Bebas Demografi,” katanya. 

Dia juga menambahkan untuk menjadi generasi emas, diperlukan new mindset, new attitude & behaviour, new skill, new literacy, dan new practices.

Dalam diskusi terbuka ini, Fajar Haqi Ismaya, dari PPI Turki yang juga pernah menjabat Koordinator PPIDK Amerop 2019-2020 berperan sebagai moderator. Selain itu, diskusi ini menghadirkan panelis dari tiga Kawasan di PPI Dunia yakni M. Muslih Presiden PPI Taiwan, Surya Gentha Akmal Koordinator PPIDK Amerop 2021-2020 dan Irhamni Rofiun Koordinator PPIDK Timtengka 2019-2020. 

Kegiatan diskusi ini juga dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Hang Tuah Surabaya Laksamana Muda TNI (Purn) Prof. Dr. Ir. Supartono, MM., CIQaR. Hadir juga pakar dan pelaku bisnis Safrizal Akbar Executive Director dari President Executive Club.

Diskusi ini sebagai komitmen PPI Dunia untuk turut mewujudkan Indonesia Emas 2045.  (*)

Pewarta :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Halmahera just now

Welcome to TIMES Halmahera

TIMES Halmahera is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.